Dalam dokumen Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Rencana Strategis Kementerian Ristek, terdapat kegiatan Revitalisasi Kawasan Puspiptek untuk menjadi Technopark kelas dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan investasi baik infrastruktur dan peralatan maupun sumber daya manusia. Peneliti dan perekayasa muda yang berkiprah di kawasan Puspiptek dituntut untuk dapat meningkatkan kapasitas individu melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar regenerasi SDM yang berkualitas tetap terjaga. Program Beasiswa yang disediakan Kementerian Ristek menjadi salah satu instrumen peningkatan kapasitas yang dapat dimanfaatkan oleh para peneliti dan perekayasa tersebut.
Hal itu disampaikan Asdep Jaringan Penyedia dengan Pengguna, Wisnu Sardjono saat memberikan sambutan pada acara Sosialisasi Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM Iptek 2013 yang diselenggarakan di Graha Widya Bakti Puspiptek, Senin 18 Februari 2013. Acara tersebut dihadiri lebih dari 100 peneliti dan perekayasa dari beberapa lembaga penelitian di kawasan Puspiptek.
Asdep SDM Iptek, Andika Fajar dalam pengarahannya di depan peserta mengungkapkan bahwa tahun ini Kementerian Ristek akan membiayai 100 orang karyasiswa untuk studi di dalam negeri, yang terdiri dari 70 orang untuk jenjang Strata 2 dan 30 orang untuk jenjang Strata 3. Khusus untuk studi luar negeri, tahun ini Kementerian Ristek akan memberangkatkan 30 orang karyasiswa, yaitu 5 orang pada jenjang Strata 2 dan 25 orang untuk jenjang Strata 3. “Bila Program Research-Pro yang dibiayai pinjaman dari Worldbank disetujui, maka tahun ini kita akan merekrut 70 orang karyasiswa untuk jenjang Strata 3 dan 11 orang untuk jenjang Strata 2, dan akan kita berangkatkan ke luar negeri pada tahun depan.” Ujar Andika.
Andika menambahkan, selain beasiswa strata 2 dan strata 3, Kementerian Ristek juga menyelenggarakan Program Beasiswa Non Gelar, dalam bentuk insentif untuk pemagangan riset, pelatihan, penerbitan jurnal nasional dan internasional, presentasi makalah di konferensi nasional dan internasional serta program English for Academic Puspose (EAP). Program ini diharapkan dapat berkontribusi pada penguatan system Iptek secara keseluruhan serta pada proses pembangunan pondasi yang kuat bagi koordinasi antar pemangku kepentingan Iptek, implementasi Iptek yang lebih baik dan pengawasan kebijakan Iptek. (munawir)