Hal itu disampaikan Menristekdikti, Bapak Mohamad Nasir saat berdialog dengan warga dan santri Pondok Pesantren Arba’i Qohhar, di Paron, Ngawi pada Kamis, 14 Mei 2015. Menurut Menristekdikti, salah satu contoh aplikasi teknologi pada bidang pertanian adalah benih padi Sidenuk yang merupakan hasil radiasi nuklir yang dikembangkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional. “Benih pani yang lain saat dipanen hanya menghasilkan 6-7 ton per hektar, sedangkan benih padi Sidenuk dapat menghasilkan sampai 12 ton per hektar”, ujar Nasir
Di sektor peternakan, Menristekdikti memperkenalkan berbagai teknologi yang sudah diterapkan, salah satunya perbanyakan bibit dengan IB Sexing dan embrio transfer. Menristekdikti bahkan mengajak langsung dua orang pelaku usaha di bidang pertanian dan peternakan yang menjadi mitra Kementerian Ristekdikti, yaitu Bapak Karnadi Winaga, Direktur PT. Karya Anugerah Rumpin yang bergerak di bidang peternakan dan Bapak Sucipto, Pimpinan PP Kerja yang bergerak di bidang produksi benih unggul. Kedua pengusaha tersebut juta berbagi ilmu dan pengalaman kepada para warga dan santri di lokasi tersebut.
Turut hadir mendampingi Menristekdikti dalam kunjungan tersebut, Bupati Ngawi, Budi Sulistyono; Asdep Iptek IKM, Hadirin Suryanegara; dan Kepala Biro Hukum dan Humas, Agus Sediadi. (humasristek)