Di bulan suci Ramadhan ini, umat Islam dilatih untuk dapat menahan diri dari hawa nafsu dalam rangka meningkatkan kadar iman dan ketakwaan pribadi muslim. Beratnya latihan pada bulan ini diimbangi dengan besarnya “reward” dari Allah SWT, dimana berkah, rahmat dan magfirah dari Allah SWT dilimpahkan pada bulan Ramadhan ini. Bahkan di dalam bulan Ramadhan ini terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.
Pesan itu disampaikan Menristek, Gusti Muhammad Hatta di depan peserta Sarasehan Bersama Tokoh Masyarakat di Sekitar Kawasan Nuklir Serpong, yang diselenggarakan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) pada Selasa, 30 Juli 2013 di Gedung 71 BATAN, Puspiptek Serpong. Menristek menambahkan bahwa di bulan puasa ini selain memperbanyak ibadah, umat Islam juga dianjurkan memperluas silaturrahim. “Jadi harus seimbang antara hablun minallah dengan hablun minannas, acara sarasehan seperti ini sangat bagus karena memperluas silaturrahim antara BATAN dengan warga sekitar kawasan nuklir,” ujar Menristek.
Menurut Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto, kegiatan sarasehan yang rutin diadakan setiap tahun ini bertujuan untuk meningkatkan silaturrahim antara keluarga besar BATAN, unsur Muspida dan warga sekitar fasilitas nuklir Serpong. Menurut Djarot, BATAN yang mengelola kawasan nuklir di Serpong harus senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar sebagai pemangku kepentingan yang berada di garis paling depan untuk menjaga aspek keselamatan dan keamanan nuklir. “Warga adalah barrier pertama di luar kawasan nuklir, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun alhamdulillah sampai saat ini, puluhan tahun reaktor nuklir berdiri belum ada masalah yang signifikan yang mengancam keselamatan dan keamanan warga,” ujar Djarot.
Djarot menambahkan, di kawasan Puspiptek Serpong, BATAN juga mengelola sawah seluas 35 hektar yang melibatkan warga sekitar dalam pengelolannya sebagai bentuk community development. Djarot berharap dengan makin dekatnya BATAN dengan warga sekitar dapat menghilangkan anggapan BATAN sebagai menara gading. “Mudah-mudahan masyarakat dapat menganggap BATAN sebagai lembaga pemerintah yang bisa berkomunikasi dan berdiskusi serta sedapat mungkin ikut memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat,” tutup Djarot.
Acara sarasehan ditutup tausiyah yang disampaikan oleh K.H. Soleh Kosasih. Setelah buka puasa bersama, Menristek didaulat menjadi imam sholat maghrib, memimpin puluhan jamaah yang terdiri dari para pimpinan Kementerian Ristek, BATAN, unsur Muspida dan warga sekitar kawasan nuklir dari Kampung Setu, Kademangan, Baru Asih, Keranggan dan Sengkol. (munawir)