Hal tersebut disampaikan Menristekdikti, Bapak Mohamad Nasir saat memberi pengarahan di depan civitas akademika Politeknik Negeri Madiun, pada Jumat 15 Mei 2015. Dalam arahannya tersebut, Menristekdikti memaparkan rencananya memadatkan 3 semester kuliah dalam 1 tahun. “Kalau itu dilakukan, maka teori akan habis dalam 2 tahun. Maka setahun sisanya mahasiswa dapat melakukan praktikum di dunia usaha, agar begitu lulus langsung memiliki kompetensi sesuai bidangnya”, ujar Nasir.
Menristekdikti juga menyoroti Politeknik yang terlalu banyak membuka program studi ilmu sosial. Menurut Menristekdikti, sebaiknya Politeknik memfokuskan pada program studi perekayasaan yang sesuai dengan kondisi dan potensi di wilayah tersebut. “Politeknik negeri harus punya konsentrasi, jangan terlalu banyak ilmu sosial. Di Madiun ada PT. INKA, industri kereta api, maka sebaiknya program studi di Politeknik Negeri Madiun diarahkan untuk menjawab kebutuhan dunia usaha di eks karesidenan Madiun”, tegas Menristekdikti.
Pada kesempatan tersebut, Menristekdikti juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid di Kampus Politeknik Negeri Madiun. Dalam kunjungannya, Menristekdikti didampingi Sesditjen Dikti, Patdono Suwignjo; Asdep Iptek IKM, Hadirin Suryanegara; dan Kepala Biro Hukum dan Humas, Agus Sediadi. (humasristek)