LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara, Makassar – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT) pada 25–27 September 2025 di Claro Hotel Makassar.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Andi Lukman, dan dihadiri oleh Kepala Bagian Umum, Syahruddin, serta menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai lembaga terkait. Di antaranya yaitu Andi Syahrul Zainal (Inspektorat Investigasi, Inspektorat Jenderal Kemendiktisaintek), Charoline Dewi Virasari (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendiktisaintek), Sitti Annisa M. Harusi (Asosiasi Psikologi Forensik/APSIFOR), Ririn Nurfaathirany Heri (Satgas PPKPT Universitas Negeri Makassar), Rosmiati Sain (Lembaga Bantuan Hukum APIK Sulsel), serta Eni Puji Utami (Gender Specialist Consultant, Forum Pengada Layanan).
Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman, kapasitas, serta keterampilan Satgas PPKPT dalam menangani kasus kekerasan di perguruan tinggi, memperkuat koordinasi antar-satgas, membangun relasi dengan lembaga bantuan yang tersedia, serta merumuskan strategi pencegahan agar lingkungan kampus lebih aman, inklusif, dan ramah bagi seluruh sivitas akademika.
Dalam sambutannya, Kepala LLDIKTI Wilayah IX menegaskan pentingnya keberadaan Satgas PPKPT di setiap perguruan tinggi sebagai garda terdepan dalam mewujudkan lingkungan akademik yang sehat dan berkeadilan.
“Di kampus sangat berpotensi adanya tindak kekerasan, oleh karena adanya interaksi antara mahasiswa dan dosen yang kadang-kadang kurang terkontrol. Maka Satgas PPKPT dirasa sangat penting untuk memastikan bahwa kampus benar-benar aman, inklusif, dan ramah bagi semua aktivitas,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan dapat menambah wawasan, memperkuat komitmen, membangun jejaring dengan lembaga pendukung, serta meningkatkan efektivitas upaya pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan kampus. LLDIKTI Wilayah IX juga mendorong agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkesinambungan sebagai bentuk komitmen dalam mendukung terciptanya perguruan tinggi yang sehat, aman, dan bebas dari kekerasan.
