Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX, yang melayani tiga provinsi di Indonesia, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, memfasilitasi kerja sama dalam upaya menciptakan ekosistem inklusif dan ramah penyandang disabilitas di perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi di wilayahnya. Pada Jumat, 3 November 2023, LLDIKTI IX menjadi tuan rumah acara yang dihadiri oleh para pemimpin perguruan tinggi se-Kota Makassar.
Acara tersebut dilakukan dalam bentuk sarasehan yang dimulai dengan penandatanganan Implementation of Agreement (IA) antara Jonna Aman Damanik, Komisioner KND, dan Khudri Arsyad, Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial STIKS Tamalanrea Makassar. Penandatanganan IA tersebut disaksikan oleh Andi Lukman, Kepala LLDIKTI Wilayah IX; Syahruddin, Kepala Bagian Umum LLDIKTI IX; Dante Rigmalia, Ketua KND RI, serta pimpinan perguruan tinggi se-Makassar di Aula Ridwan Saleh Mattayang LLDIKTI Wilayah IX
Dalam sambutannya, Andi Lukman menjelaskan bahwa sarasehan ini menjadi titik awal bagi upaya meningkatkan perhatian dan penanganan terhadap mahasiswa penyandang disabilitas di perguruan tinggi di wilayahnya. LLDIKTI Wilayah IX melayani sebanyak 247 perguruan tinggi swasta dengan jumlah dosen mencapai 13.250 dan lebih dari 313.000 mahasiswa. Meskipun demikian, saat ini belum ada data resmi terkait jumlah mahasiswa penyandang disabilitas di perguruan tinggi LLDIKTI Wilayah IX, dan Andi Lukman menyatakan bahwa hal ini perlu segera diatasi dengan pendataan yang lebih baik.
Andi Lukman juga mengucapkan terima kasih kepada Komisi Nasional Disabilitas atas peran aktifnya dalam memperhatikan mahasiswa penyandang disabilitas di perguruan tinggi. Ia berharap bahwa upaya ini akan menjadi contoh yang diikuti oleh perguruan tinggi lainnya, mengingat bahwa penyandang disabilitas membutuhkan perhatian khusus agar mereka dapat meraih pendidikan tinggi dengan baik.
Sarasehan ini bertujuan untuk menyediakan informasi tentang penanganan mahasiswa disabilitas di perguruan tinggi, diskusi terkait solusi terbaik, penerapan pedoman-pedoman, dan peningkatan aksesibilitas. Kesadaran untuk tidak membedakan perlakuan antara mahasiswa disabilitas dan mahasiswa lainnya sangat penting, dan acara ini diharapkan dapat membantu menciptakan pusat-pusat dukungan bagi mahasiswa penyandang disabilitas di perguruan tinggi.
Dalam upaya menciptakan ekosistem yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas, kerja sama jangka panjang dan komitmen dari seluruh komunitas sangat diperlukan. Keberadaan Komisi Nasional Disabilitas yang berfokus pada mahasiswa di perguruan tinggi sangat diapresiasi, dan diharapkan bahwa sarasehan ini akan membantu membuka pintu informasi, solusi, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk memberikan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi mahasiswa penyandang disabilitas.
Acara sarasehan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam usaha menciptakan pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan merata bagi semua, serta mendorong perguruan tinggi lainnya untuk mengambil langkah serupa dalam mendukung mahasiswa penyandang disabilitas.