Penggunaan uang rakyat harus dipertanggunggjawabkan dengan baik, termasuk oleh karyasiswa. Demikian disampaikan Menristek, Gusti Muhammad Hatta dalam arahannya pada pembekalan tugas belajar karyasiswa Kemenristek 2014, di Gedung BPPT, Kamis 16 Oktober 2014.
“Untuk meningkatkan SDM, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya termasuk memberikan beasiswa. Uang rakyat yang dipakai untuk sekolah harus bisa dipertanggungjawabkan dengan baik,” ujarnya. Menristek mengemukakan hal itu saat memberikan pengarahan dan pembekalan program karyasiswa Kemenristek 2014. Menristek juga mengatakan bahwa amanah yang sudah diberikan kepada karyasiswa harus bisa dimanfaatkan agar dapat menjadi peneliti maupun perekayasa professional yang mampu membanggakan Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Deputi Sumber Daya Iptek, M. Dimyati mengatakan, Indonesia masih jauh ketinggalan dalam daya saing dan sumber daya manusia (SDM) bertitel doktor atau lulusan strata tiga (S-3). Dengan jumlah penduduk sekitar 252 juta jiwa, jumlah doctor di Indonesia 120 orang per satu juta penduduk. Sementara negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura 2350-300 doktor per jumlah penduduk. “Dari pegawai Kemenristek dan LPNK, jumlah doctor cuma 5%, master 17%. Para pegawai yang berusia lebih dari 41 tahun sebesar 63%,” ujarnya.
Kondisi kelembagaan yang belum kondusif dalam memberikan penghargaan kepada para peneliti dan perekayasa juga menjadi kendala dalam mencetak SDM handal. Berdasarkan survai CSImago tahun 2013, publikasi penelitian kita selama 16 tahun (1996-2013) hanya mencapai 25.481 tulisan, padahal jumlah dosen dan peneliti di perguruan tinggi ada sekitar 120.492 orang. Dengan jumlah tersebut posisi Indonesia hanya berada di urutan ke-61 dari 239 negara. “Belum lagi daya saing kita masih di urutan 38 dari 144 negara. Malaysia di urutan 24, Brunei 26, Thailand 37 dan Singapura berada di urutan 2 setelah Switzerland,” katanya menambahkan di depan 76 peserta karya siswa.
Dirinya mengatakan dalam upaya mendorong kemajuan Indonesia dan peningkatan SDM, pemerintah melakukan berbagai upaya salah satunya melalui program RISET-PRO. Research and Innovation in Science and Technology Project (RISET-PRO) yang dikelola oleh Kemenristek dengan anggaran soft loan mendorong 223 peneliti dan perekayasa untuk menjadi doctor dan magister. Ia berharap program ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta karyasiswa agar menjadi scientist yang mumpuni dan berguna bagi bangsa. (munawir).