Untuk meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian di masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melakukan sinergi dengan kementerian lain. Misalnya dalam pemanfaatan beras Sidenuk dan Mira yang merupakan hasil teknologi BATAN, Kemenristekdikti menggandeng Kementerian Pertanian. Begitu juga dengan pengobatan kanker tanpa operasi dengan radioisotop BATAN, Kemenristekdikti sudah melakukan penjajakan dengan Kementerian Kesehatan agar teknologi tersebut dihilirkan oleh industri.
Hal tersebut disampaikan oleh Menristekdikti, Mohamad Nasir saat hadir sebagai pembicara kunci pada acara Refleksi Akhir Tahun 2014 di Kampus Pleburan Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Acara yang mengambil tema Hilirisasi dan Komersialisasi Penelitian Perguruan Tinggi tersebut diselenggarakan pada hari Selasa, 30 Desember 2014. Dalam sambutannya tersebut, Menristekdikti menegaskan bahwa hasil riset harus dikomersialisasikan dan dihilirisasikan. “Produk itu tidak hanya berhenti di riset saja, tidak cukup menjadi prototype saja, namun harus produk itu harus bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Menristekdikti.
Menurut Menristekdikti, tantangan perguruan tinggi bukan hanya menerbitkan publikasi, namun juga menghilirkan produk riset. Untuk mempercepat proses hilirisasi dan komersialisasi tersebut, pemerintah akan mengembangkan lebih dari 100 Science & Techno Park (STP) baru yang akan menjadi tempat bertemunya sektor sains dan sektor bisnis. “Total anggaran 3,6 triliun rupiah akan dialokasikan untuk mewujudkan 100 STP. Dalam satu tahun saya mentargetkan lima belas sampai tujuh belas STP terbangun, dengan kerjasama dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah dan dunia usaha,” ujar Menristekdikti.
Untuk jangka pendek, Kemenristekdikti akan menyelenggarakan Indonesia Innovation Summit pada akhir Januari atau awal Februari 2015. Kegiatan tersebut akan menampilkan hasil-hasil riset dari LPNK Ristek dan perguruan tinggi yang bisa diproduksi dan dihubungkan dengan sektor bisnis. Menristekdikti telah mengajak para pengusaha baik yang tergabung dalam KADIN, APINDO dan asosiasi bisnis lainnya untuk hadir pada kegiatan yang akan dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. Menristekdikti berharap kegiatan tersebut dapat menjadi ajang untuk mensinergikan sektor penelitian dengan sektor bisnis sehingga membawa dampak yang positif bagi perekonomian bangsa. “Riset yang dibutuhkan oleh dunia usaha adalah riset yang sesuai dengan keinginan pasar (market driven), sehingga apa yang dibutuhkan oleh pasar maka riset harus diarahkan kesitu,” tegas Menristekdikti.
Kegiatan Refleksi Akhir Tahun di Universitas Diponegoro adalah agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Selain Menristekdikti, turut hadir sebagai pembicara adalah Sudarto, Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencamaran Industri; Sudharto, Rektor UNDIP; Muhammad Nur, Dekan Fakultas Sains dan Matematika UNDIP dan dipandu oleh Amir Mahmud, Pemimpin Redaksi Harian Suara Merdeka yang bertindak sebagai moderator. (munawir)