LLDIKTI IX Sultanbatara, Makassar — Akreditasi kini bukan lagi sekadar kewajiban administratif, melainkan bagian penting dari transformasi mutu pendidikan tinggi. Hal ini menjadi inti pembahasan dalam kegiatan Sosialisasi Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) 4.0 dan Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO) 2.0 yang digelar di Auditorium Al-Jibra Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Selasa, 3 Juni 2025.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX dan UMI, serta difasilitasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Dilaksanakan secara luring dan daring, sosialisasi ini diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Sultanbatara.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Andi Lukman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa perubahan sistem akreditasi merupakan bagian dari perubahan paradigma dalam pengelolaan mutu perguruan tinggi.
“Perguruan tinggi saat ini tidak cukup hanya patuh secara administratif, tetapi juga harus mampu menunjukkan dampak nyata bagi masyarakat, dunia kerja, dan pembangunan bangsa,” ujar Andi.
Ia menegaskan bahwa LLDIKTI IX berkomitmen untuk terus mendampingi dan memfasilitasi peningkatan mutu perguruan tinggi, baik dari aspek kelembagaan, tata kelola, maupun capaian kinerja.
Sementara itu, Rektor UMI, Hambali, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, sosialisasi ini merupakan bagian dari langkah strategis dalam membangun institusi pendidikan yang unggul dan berdampak.
“Kami berharap kegiatan ini memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, LLDIKTI, dan BAN-PT untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan tinggi yang berkelanjutan dan kolaboratif,” tuturnya.
Dari pihak BAN-PT, Direktur Dewan Eksekutif Ari Purbayanto menjelaskan bahwa SAPTO 2.0 telah resmi digunakan sejak 1 Maret 2025, sejalan dengan implementasi Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi 4.0. Keduanya dikembangkan berdasarkan Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023.
“Akreditasi adalah instrumen penting dalam menjamin mutu pendidikan tinggi. Kami berharap peserta dapat memahami implementasinya secara komprehensif,” jelas Ari.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan tim pengembang SAPTO 2.0, Fiftin Noviyanto, yang menjelaskan bahwa sistem ini dirancang untuk menyederhanakan proses akreditasi melalui integrasi dengan data PDDIKTI.
“SAPTO 2.0 tidak dimaksudkan untuk membebani perguruan tinggi, melainkan membantu dengan proses yang lebih efisien dan berbasis data,” paparnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh perguruan tinggi di wilayah LLDIKTI IX semakin siap menghadapi perubahan sistem akreditasi yang menuntut efisiensi, transparansi, dan dampak nyata. Transformasi akreditasi bukan sekadar teknis, tetapi strategi menuju perguruan tinggi yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman.
