Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) adalah yayasan yang didirikan oleh Toray Industries, Inc pada akhir tahun 1993 yang bertujuan untuk mendukung kemajuan sains dan teknologi di Indonesia. ITSF membantu para peneliti, ilmuwan dan tenaga pendidik dari berbagai bidang studi dalam bentuk dana penelitian ataupun award kepada mereka dengan pencapaian luar biasa dan mampu berkontribusi dalam kemajuan sains dan teknologi. Terdapat tiga program ITSF, yaitu (1) Science and Technology Award, Pemberian penghargaan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) Science and Technology Research Grant, Pemberian penghargaan berupa dana bantuan penelitian dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, menyediakan bantuan keuangan untuk sebuah penelitian; dan (3). Science Education Award, Pemberian penghargaan dibidang pendidikan, untuk meningkatkan pendidikan ilmu pengetahuan yang inovatif dan kreatif di sekolah menengah umum. Tiga program tersebut dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT. Toray Industries Indonesia (PT. TIN)
Hal tersebut disampaikan, Akihiko Ishimura, Presiden Direktur PT. TIN saat bertemu dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, di kawasan Puspiptek Serpong, Jumat 5 Desember 2014. Dalam pertemuan tersebut, Ishimura didampingi Akihiro Ogata, Direktur PT. TIN dan Hasanuddin Abdurahman, Manajer Pengembangan Bisnis PT. TIN.
Menristek Dikti menyambut baik upaya PT. Toray selama ini dalam memajukan sains dan teknologi di Indonesia. Menristek Dikti berhadap, kegiatan riset yang didanai oleh PT. Toray dapat berlanjut sampai ke pengembangan produk dan dapat dilanjutkan ke skala industri. “Jangan sampai terbatas hanya riset saja, namun dihilirisasi menjadi prototype hingga produk yang lebih aplikatif. itu harapan saya”, ujar Mohamad Nasir.
Menurut Menristek Dikti, dengan adanya pengembangan produk, program ITSF dapat lebih menguntungkan kedua belah pihak, dimana PT. Toray selaku industri mendapatkan produk untuk dikembangkan dan bagi peneliti dapat mengkomersialisasikan hasil risetnya. CSR sebaiknya tidak terbatas pada bantuan dana saja, namun harus dimanfaatkan lebih untuk pengembangan produk. “Ini adalah kontribusi industri terhadap dunia penelitian di Indonesia, yang outputnya kembali kepada industry”, ujar Menristek Dikti.
Menanggapi hal tersebut, Hasanuddin menjelaskan bahwa PT. Toray saat ini sedang menjajaki kerjasama dengan LIPI dan BPPT maupun perguruan tinggi untuk melakukan kegiatan riset bersama di bidang yang menjadi kepentingan bersama, yaitu bidang Lingkungan, khususunya Water Treatment, dan bidang Material, khususnya Bio-based Polymer. “Kami ingin membangun komunikasi yang lebih baik dengan peneliti di Indonesia, karena perusahaan kami adalah perushaan produksi yang berbasis hasil riset”, ujar Hasanuddin.
Dalam pertemuan tersebut, Menristek Dikti didampingi, Deputi Menristek bidang Kelembagaan Iptek, Mulyanto; Deputi Menristek Bidang Jaringan Iptek, Agus Rusyana Hoetman; Kepala Biro Hukum dan Humas, Agus Sediadi; Asdep Jaringan Penyedia dan Pengguna, Sri Setiawati; Asdep Jaringan Iptek Internasional, Nada Marsudi; dan Kabid Analisis dan Perancangan Jaringan Iptek Internasional, Tiomega Gultom. (munawir)