LLDIKTI IX Sultanbatara, Makassar – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX menggelar kegiatan donor darah pada Jumat, 6 Desember 2024. Acara ini melibatkan pegawai, dosen, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Makassar. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara talkshow edukatif dan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara LLDikti Wilayah IX dan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kegiatan yang berlangsung secara hybrid ini diadakan di ruang e-Learning Center dan disiarkan melalui kanal YouTube resmi LLDikti Wilayah IX. Kolaborasi tersebut bertujuan mendukung ketersediaan darah bagi masyarakat Sulsel yang membutuhkan, sekaligus menyerahkan buku rekening kepada mahasiswa penerima bantuan pendidikan dari program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah).
Edukasi dan Kontribusi Mahasiswa
Kepala LLDikti Wilayah IX, Andi Lukman, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada civitas akademika tentang pentingnya kepedulian terhadap sesama, khususnya melalui donor darah. Dengan potensi besar mahasiswa penerima KIP Kuliah yang mencapai 36.619 orang di Wilayah IX, termasuk 26.687 orang di Sulawesi Selatan dan 13.514 orang di Kota Makassar, diharapkan kerja sama ini dapat mendukung suplai darah bagi masyarakat yang membutuhkan.
Andi Lukman juga berharap data yang dikelola PMI Sulsel dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga potensi besar dari lingkungan akademik ini dapat memberikan dampak nyata dalam membantu masyarakat.
Manfaat Kesehatan Donor Darah
Kepala Bidang Donor Darah dan Rumah Sakit PMI Sulsel, dr. Kusrini, menyambut baik inisiatif ini. Ia menjelaskan bahwa donor darah tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada pendonor. “Donor darah membantu pembentukan sel darah merah dan plasma baru, sehingga meningkatkan kualitas darah,” ungkapnya.
Selain itu, relawan yang mendonorkan darahnya mendapatkan skrining kesehatan gratis untuk mendeteksi potensi penyakit seperti Hepatitis B, Hepatitis C, Sifilis, dan HIV. Ini memberikan peluang bagi pendonor untuk mengetahui kondisi kesehatannya tanpa biaya tambahan.
Kolaborasi untuk Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat
Kepala Unit Pelayanan Donor (UPD) PMI Sulsel, dr. Amiaty FP, menyampaikan rasa syukurnya atas penandatanganan MoU ini. Menurutnya, kebutuhan darah di Sulsel mencapai 18.000 kantong setiap bulan, sementara ketersediaannya hanya sekitar 4.000 hingga 5.000 kantong. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu menutup kesenjangan tersebut.
Amiaty juga menekankan bahwa kebutuhan darah di PMI Sulsel, PMI Kota Makassar, dan UTD Dinas Kesehatan Kota Makassar disediakan secara gratis, karena biaya pengolahannya telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Jika masyarakat mengeluarkan biaya artinya darah tersebut diperoleh dari calo.
Hasil Kegiatan dan Harapan ke Depan
Dari kegiatan donor darah ini, PMI Sulsel berhasil mengumpulkan 104 kantong darah yang memenuhi syarat. Partisipasi datang dari 400 mahasiswa penerima KIP Kuliah, 50 dosen, dan 30 pegawai LLDikti Wilayah IX yang dengan sukarela mendonorkan darah mereka.
Rasdin, dosen Stikes GIA Makassar, pendamping mahasiswa penerima KIP Kuliah, yang turut mendonorkan darahnya, menyatakan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Ia menilai donor darah tidak hanya mendukung kesehatan individu, tetapi juga mendidik mahasiswa untuk peduli dan berbagi kepada sesama.
Sementara itu, Embel Dimban, mahasiswa Stikes Panakkukang Makassar, mengaku senang bisa mendonorkan darahnya saat menerima buku rekening KIP Kuliah. “Saya merasa bangga dapat membantu orang lain yang membutuhkan, sekaligus meringankan beban biaya pendidikan orang tua saya,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara sektor pendidikan melalui LLDikti Wilayah IX dan PMI dapat membawa manfaat besar, baik bagi masyarakat luas maupun bagi individu yang terlibat. Harapannya, kolaborasi seperti ini terus berlanjut demi membantu menyediakan suplay darah yang dibutuhkan oleh masyarakat Sulsel.