Tudang Sipulung (Bugis) atau Empo Sipitangarri (Makassar) adalah salah satu tradisi masyarakat Bugis dan Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Istilah Tudang Sipulung yang secara harfiah berarti “duduk bersama”,merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk membicarakan dan merundingkan pemecahan suatu masalah untuk mencapai suatu hasil kesepakatan melalui budaya musyawarah.
Perkenalan kegiatan baru ini di awali pada hari Jum’at (21/6/24) kemarin, selepas kegiatan Senam Bersama yang rutin diadakan setiap Jum’at pagi. Merupakan kegiatan terobosan dan bagian dari rencana aksi dalam pembangunan ZI WBK dari TIM Area Manajemen Perubahan di Zona Integritas lingkup LLDIKTI Wilayah IX. Dikemas dalam bincang-bincang santai antara pimpinan dan seluruh pegawai lingkup kantor LLDIKTI Wilayah IX. Duduk bersama, membicarakan masalah-masalah yang ada di seputaran kantor dan Bersama-sama mencari solusi terbaik.
“Kegiatan ini akan rutin kita laksanakan sebulan sekali setiap hari Jum’at saat pimpinan juga berkesempatan hadir. Diharapkan, kegiatan ini bisa menjadi wadah untuk saling berdiskusi, saling memberikan umpan balik pada seluruh team kerja atau masalah-masalah lain diseputar kantor LLDIKTI Wilayah IX. Dengan harapan, solusi yang terbaik bisa ditemukan dalam semangat kebersamaan” ungkap ketua panitia-Santri.
Pada kesempatan perdana ini yang juga dihadiri oleh Kepala LLDIKTI Wilayah IX-Andi Lukman, berlangsung sangat akrab dan hangat. Bertempat di Lounge kantor LLDIKTI Wilayah IX, Andi Lukman sempat menyampaikan penghargaannya yakni, “Semangat kerja dan sistem yang sedang berjalan saat ini, di kantor kita ini sudah sangat mendukung kinerja kita secara umum. Kita bekerja bukan untuk mencari penghargaa, bukan itu tujuan kita. Tapi ternyata, beberapa pernyataan dari teman-teman di beberapa kampus dan juga dari pemerintah menyampaikan bahwa kinerja kita luar biasa. Namun, jangan hal ini membuat kita lupa diri. Justru budaya kerja kita ini harus bisa di pertahankan, kalau perlu lebih di tingkatkan lagi,” ucapnya.
Beliau juga menyerukan perlunya peningkatan integritas bagi seluruh pegawai LLDIKTI Wilayah IX selain memelihara budaya kerja yang telah tercipta. Tidak lupa, beliau juga menyemangati seluruh peserta yang hadir, “Kita manusia biasa, dan integritas ini tergantung dari pribadi kita masing-masing dan peluang yang ada. Tapi, salah satu modal kita menjadi pegawai adalah integritas dan juga bagaimana kita bekerja dengan baik. Semua itu perlu untuk dievaluasi terus menerus setiap waktu. Agar bisa terus ditingkatkan dan dipertahankan,” katanya lugas.
Pada kesempatan ini, beliau juga sempat mengingatkan, bahwa di kantor LLDIKTI IX ini, semua pegawai adalah pelayan. Dimana Kepala Lembaga yang bertanggung jawab atas semua pelayanan yang berjalan. Beliau berharap, jika ada masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan baik, bisa disampaikan kepada ketua timnya atau bisa langsung disampaikan kepada dirinya selaku pimpinan tertinggi, karena semua itu adalah tanggung jawab beliau secara keseluruhan.
”Kepada teman-teman semua, terima kasih yang luar biasa, sudah melakukan praktek-praktek terbaik. Saya yakin, kita semua bisa mengukur diri kita sebagai pegawai. Yang terpenting dan yang kami harapkan sudah ada pada diri kita semua adalah semangat kekeluargaan dan kebersamaan kita. Dimana, saat ada yang sakit kita semua merasakan sakit dan saat ada yang berbahagia kita semua juga ikut berbahagia. Sehingga dari sinergitas dan kebersamaan yang ada akan tercipta sebuah harmoni yang indah. Saling menjaga, saling mengingatkan, saling menyemangati, saling berbagi agar kita semakin kuat,” pungkasnya, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi dialog bersama.