Sejak diluncurkan pada tahun 2011, Program Pusat Unggulan Iptek (PUI) telah mengidentifikasi dua belas lembaga litbang dan konsorsium yang akan dikembangkan sebagai PUI. Tiga di antaranya, yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember dan Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga, telah ditetapkan sebagai PUI karena sudah memenuhi kriteria sebagai pusat unggulan. Kriteria tersebut baik dari sisi output akademik yang diindikasikan dari jumlah publikasi, paten, produk/ prototipe, dan dari sisi outcome yaitu kontribusinya bagi pembangunan nasional, yang diindikasikan antara lain dari jumlah produk/teknologi yang digunakan oleh industri, jumlah jasa pelayanan konsultasi dan pelatihan kepada industri dan UKM/ masyarakat, serta jumlah produk/teknologi yang dimanfaatkan oleh masyarakat.
Untuk terus mengembangkan kapasitas lembaga-lembaga tersebut, untuk yang kedua kalinya Kementerian Ristek menyelenggarakan Workshop Penguatan Kelembagaan Pusat Unggulan Iptek, yang bertempat di PPKS Medan, pada tanggal 1-2 Juli 2013. Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta yang hadir membuka workshop tersebut mengutarakan bahwa workshop ini merupakan langkah penting dalam membangun pusat unggulan yang terkemuka yang tidak saja unggul dari sisi akademik, tetapi juga dapat memberikan kontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, dan pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.”Setiap tahun saya menginginkan pusat unggulan iptek bertemu untuk berbagi informasi, capaian, dan pengalaman masing-masing lembaga, dan bersama-sama mencari langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan yang ada,” ujar Menristek.
Pengembangan pusat unggulan iptek yang sedang dikembangkan oleh Kemenristek ditujukan untuk mendukung program utama Kemenristek seperti tercantum dalam RPJMN 2010-2014 yaitu, penguatan sistem inovasi nasional (SINas) untuk mendukung pembangunan nasional. Pengembangan pusat unggulan iptek juga merupakan implementasi inisiatif strategi pembangunan nasional dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 (Perpres No. 32 Tahun 2011) yaitu “Pengembangan center of excellence di setiap koridor ekonomi, yang didorong melalui pengembangan SDM dan iptek, yang sesuai untuk peningkatan daya saing.
Delapan lembaga calon PUI lainnya yang sedang disiapkan Kementerian Ristek saat ini adalah Pusat Penelitian Karet Bogor sebagai PUI Karet, Pusat Studi Biofarmaka IPB Bogor sebagai PUI Obat Herbal, Konsorsium Riset Pengelolaan Hutan Tropis Berkelanjutan Unlam Kalsel sebagai PUI Hutan Berkelanjutan, Konsorsium Riset Rumput Laut Unhas Sulsel sebagai PUI Rumput Laut, Konsorsium Riset Pariwisata Unud Bali sebagai PUI Pariwisata, Konsorsium Riset Ruminansia Besar Unram NTB sebagai PUI Ruminansia Besar, Konsorsium Riset Sagu Unipa Papua Barat sebagai PUI Sagu, Konsorsium Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Sub Optimal Unsri Sumsel sebagai PUI Lahan Suboptimal, Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB Bogor sebagai PUI Hortikultura.
Menurut Menristek, penyebaran PUI yang merata di seluruh koridor ekonomi diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan masing-masing daerah, melalui pengembangan komoditas dari hulu hingga ke hilir. Penguasaan teknologi dan peningkatan daya saing daerah dan nasional akan terwujud, dengan dukungan pemerintah daerah dan sektor industri. “Untuk pimpinan daerah, saya menghimbau untuk mendukung pengembangan pusat unggulan iptek dan memanfaatkan pusat unggulan iptek yang ada bagi pengembangan perekonomian daerah. Saya juga mengajak industri untuk juga bekerjasama dengan lembaga litbang, menciptakan dan menggunakan produk dan teknologi hasil litbang dalam negeri yang inovatif, efektif dan efisien sehingga dapat memperkuat struktur dan daya saing ekonomi daerah dan nasional,” ujar Menristek.
Selain Menristek, turut hadir pada workhop tersebut, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi; Ketua Dewan Riset Nasional, Andrianto Handojo; Sekretaris Kementerian Ristek, Hari Purwanto; Deputi Bidang Kelembagaan Iptek, Mulyanto; Staf Ahli Menristek Bidang Pertanian dan Pangan, Benyamin Lakitan, dan Staf Khusus Menristek Bidang Daerah dan Media Massa, Gusti Nurpansyah. (munawir)